Perairan Darat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa air di bumi ini terdiri dari air laut atau air asin dan air darat atau air tawar. Perairan darat merupakan perairan yang ada di wilayah daratan. Perairan darat dapat dibedakan atas air tanah dan air permukaan. Air permukaan terdapat di atas permukaan bumi. Adapun air yang terdapat di bawah permukaan bumi disebut air tanah. Perairan darat memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada proses pembentukannya, lokasi, dan faktor-faktor lingkungan lainnya.
Tahukah Kamu?
Indonesia memiliki lebih dari 5.590 sungai utama dan 65.017 anak sungai dengan panjang total mencapai 94.573 km dan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 1.512.466 km². Sungai Kapuas di Provinsi Kalimantan Barat menjadi sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang 1.143 km.
Air Tanah
Air tanah adalah air yang menempati rongga – rongga atau pada pori-pori batuan yang tersimpan dan mengalir di bawah permukaan tanah. ir tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah.
Besar kecilnya daya serap air hujan (infiltrasi) ini ditentukan faktor-faktor berikut :
Tingkat porositas tanah atau batuan
Porositas tanah adalah ruang volume pori-pori tanah yang dapat meloloskan air dari suatu lapisan tanah ke lapisan yang lain. Jenis batuan atau tanah yang mampu menyerap air disebut lapisan tidak kedap air (permeabel), sebaliknya disebut lapisan kedap air (impermeabel).
Kemiringan lereng
Pada lereng curam, air hujan lebih cepat mengalir ke bawah sehingga sedikit yang meresap ke tanah. Sebaliknya, pada lereng landai, air mengalir lambat sehingga infiltrasi lebih besar.
Tingkat Kelembapan Tanah
Tanah yang sudah jenuh air memiliki kemampuan serap yang rendah. Sebaliknya, tanah yang kering memiliki kemampuan serap yang tinggi. Kelembapan tanah awal sebelum hujan sangat memengaruhi daya serap air hujan.
Air Tanah Berdasarkan Letaknya
Air Tanah Freatis
Air tanah freatis adalah air tanah yang berada di atas lapisan kedap air. Biasanya letaknya tidak jauh dari permukaan tanah.
Air Tanah Artesis
Air tanah artesis adalah air yang terperangkap di antara dua lapisan kedap air. Letaknya jauh di dalam tanah. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan air tanah artesis, perlu dilakukan upaya pembuatan sumur-sumur artesis atau sumur bor.
Air Tanah Berdasarkan Asal Airnya
Air Tanah Meteorik
Air tanah yang berasal dari atmosfer (hujan, salju, embun) yang meresap ke dalam tanah. Ini adalah jenis air tanah yang paling umum ditemukan.
Air Tanah Tubir
Air tanah yang berasal dari laut yang meresap ke daratan. Biasanya ditemukan di daerah pantai dan memiliki kadar garam yang tinggi.
Air Tanah Juvenil
Air tanah yang berasal dari dalam bumi dan belum pernah berada di permukaan. Air ini biasanya naik ke permukaan melalui aktivitas vulkanik atau tektonik.
Air Tanah Fosil
Air tanah yang telah terperangkap dalam batuan selama jutaan tahun. Air ini tidak terhubung dengan siklus hidrologi saat ini dan merupakan sisa dari masa lalu geologi.
Pemanfaatan Air Tanah
Keberadaan air tanah sangat diperlukan bagi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Air tanah dapat dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan manusia, antara lain:
- Kebutuhan Domestik – Sumber air minum, mandi, mencuci, dan kebutuhan rumah tangga lainnya
- Pertanian – Irigasi lahan pertanian, terutama di daerah yang tidak memiliki sumber air permukaan yang memadai
- Industri – Proses produksi, pendinginan mesin, dan berbagai kebutuhan industri lainnya
- Pariwisata – Pemandian air panas, kolam renang alami, dan atraksi wisata lainnyaÂ
Perhatian!
Pengambilan air tanah yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah seperti penurunan muka tanah (land subsidence), intrusi air laut, dan kekeringan. Pengelolaan air tanah yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga ketersediaan air bagi generasi mendatang.
Sungai
Sungai adalah aliran air yang mengalir secara alami melalui saluran memanjang dari hulu (tempat yang lebih tinggi) ke hilir (tempat yang lebih rendah), dengan sumber air berasal dari hujan, pencairan es atau gletser, dan bermuara di laut, danau, atau sungai lain. Sumber air sungai dapat berasal dari hujan dan pencairan es atau gletser. Sungai merupakan bagian penting dari siklus hidrologi dan memiliki peran vital dalam ekosistem dan kehidupan manusia.
Pembagian Wilayah Sungai
Pembagian wilayah Sungai berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
Hulu
Hulu adalah bagian awal sungai yang biasanya berada di daerah pegunungan. Bagian hulu memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Arus sungai deras
- Arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal)
- Lembahnya curam
- Lembahnya berbentuk V
- Kadang terdapat air terjun
- Terdapat erosi mudik
- Tidak terjadi pengendapan (sedimentasi)
- Terdapat batu-batu besar dan runcing
Tengah
Bagian tengah sungai ini adalah bagian yang biasanya berada di daerah perbukitan atau dataran. Bagian tengah memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Arus air sungai tidak begitu deras
- Erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal)
- Aliran sungai mulai berkelok-kelok
- Mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang
- Batu-batu bersudut bulat dengan ukuran lebih kecil dari daerah hulu
Hilir
Hilir adalah bagian akhir sungai yang biasanya berada di dataran rendah dan bermuara ke laut. Bagian hilir memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Arus air sungai mulai tenang
- Terjadi banyak sedimentasi
- Erosi ke arah samping (horizontal)
- Sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering)
- Terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake)
- Di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta
- Terdapat batu-batu kecil bersudut bulatÂ
Sedangkan berdasarkan bentuk topografi dan geologinya, DAS dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (a) memanjang, (b) melebar, dan (c) kipas.
Ketiga bentuk DAS tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Tipe Sungai Berdasarkan Genetiknya
Sungai Resekuen (R)
Sungai obsekuen mengalir searah kemiringan batuan, sejajar dengan sungai konsekuen. Sungai ini terbentuk setelah konsekuen dan subsekuen di area bidang erosi yang baru dan pada level yang lebih rendah.
Sungai Konsekuen (K)
Sungai konsekuen mengalir searah dengan kemiringan batuan. Jenisnya ada dua: lateral (menuruni lereng alami) dan longitudinal (sejajar dengan puncak gelombangg pegunungan).
Sungai Subsekuen (S)
Merupakan sungai yang mengalir sejajar dengan arah perlapisan. Sungai ini mengalir pada bidang yang relatif tahan erosi. Oleh sebab itu, sungai ini umumnya tegak lurus dengan sungai konsekuen.
Sungai Obsekuen (O)
Merupakan sungai yang mengalir berlawanan arah dengan kemiringan struktur batuan dan juga sungai konsekuen.
Sumber: RuangGuru.com
Jenis Sungai Berdasarkan Debit dan Volumenya
Sungai Permanen
Yaitu sungai yang mengalirkan air sepanjang tahun dengan debit yang relatif tetap.
Dengan demikian antara musim penghujan dan musim kemarau tidak terdapat perbedaan aliran yang mencolok. Contohnya adalah Sungai Kapuas di Kalimantan
Sungai Periodik atau Non-Permanen
Yaitu sungai yang debitnya fluktuatif : meluap sat hujan dan menyusut pada musim kemarau, tetapi tidak pernah kering. Berdasarkan sumber airnya sungai intermitten dibedakan :
- Spring fed intermiten river, yaitu sungai intermitten yang sumber airnya berasal dari air tanah
- Surface fed intermitten river, yaitu sungai intermitten yang sumber airnya berasal dari curah hujan atau pencairan es
Sungai Ephemeral
Yaitu sungai tadah hujan yang mengalirkan airnya sesaat setelah terjadi hujan.
Karena sumber airnya berasal dari curah hujan maka pada waktu tidak hujan sungai tersebut tidak mengalirkan air.
Pola Aliran Sungai
Pola Dendritik
Menyerupai cabang pohon. Terbentuk pada batuan yang homogen dengan resistensi seragam. Umum ditemukan di daerah dengan batuan sedimen horizontal.
Pola Rektangular
Menyerupai pola kotak-kotak. Terbentuk pada daerah dengan kekar atau patahan yang saling berpotongan tegak lurus.
Pola Pinnate
Menyerupai bulu burung. Anak-anak sungai bergabung dengan sungai utama dengan sudut lancip.
Pola Trellis
Menyerupai kisi-kisi atau teralis. Terbentuk pada daerah dengan struktur lipatan atau patahan paralel. Anak sungai bergabung dengan sudut hampir tegak lurus.
Pola Anular
Pola anular melingkar menunjukkan aliran konsentrasi sungai di sekitar dataran tinggi. Umumnya terjadi ketika batuan keras dan lunak tersusun dalam bentuk konsentris di sebuah struktur seperti kubah.
Pola Paralel
Pola aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar dengan sungai induk. Terbentuk di daerah batuan seragam dengan kemiringan yang sama. Umumnya, terbentuk di wilayah pesisir yang sempit atau lereng perbukitan yang panjang.
Pola Sentrifugal
Sungai-sungai mengalir ke segala arah dari pusat yang tinggi. Terbentuk pada daerah kubah atau gunung api.
Pola Sentripetal
Sungai-sungai mengalir dari berbagai arah menuju pusat yang rendah. Terbentuk pada daerah cekungan atau kawah.
Manfaat Sungai
- Sumber Air – Untuk kebutuhan domestik, pertanian, dan industri
- Transportasi – Jalur transportasi air untuk manusia dan barang
- Pembangkit Listrik – Sumber energi untuk PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
- Irigasi – Pengairan lahan pertanian
- Perikanan – Habitat ikan dan sumber mata pencaharian warga sekitar
- Rekreasi – Dapat dijadikan sebagai tempat wisata dan olahraga air
- Ekologi – Habitat bagi berbagai flora dan fauna
Perhatian!
Pengalihan aliran sungai dan pencemaran yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah seperti banjir, kerusakan ekosistem akuatik, berkurangnya keanekaragaman hayati, dan krisis air bersih. Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan ketersediaan air bagi generasi mendatang.
Danau
Danau adalah cekungan di permukaan bumi yang terisi air dan dikelilingi oleh daratan. Danau dapat terbentuk melalui berbagai proses geologi seperti aktivitas tektonik, vulkanik, glasial, dan proses lainnya.
Klasifikasi Danau
Danau Tektonik
Terbentuk akibat aktivitas tektonik seperti patahan, lipatan, atau gempa bumi. Contoh: Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Poso (Sulawesi Tengah).
Danau Vulkanik
Terbentuk pada kawah gunung api yang tidak aktif dan terisi air. Contoh: Danau Kelimutu (Flores), Danau Kawah Ijen (Jawa Timur).
Danau Tektovulkanik
Terbentuk akibat kombinasi aktivitas tektonik dan vulkanik. Contoh: Danau Toba (Sumatera Utara) yang terbentuk dari kaldera raksasa akibat letusan super-vulkanik dan aktivitas tektonik.
Danau Karst
Terbentuk pada daerah kapur yang mengalami pelarutan (karstifikasi). Contoh: Danau-danau di daerah karst Gunungkidul (Yogyakarta).
Danau Terbendung
Terbentuk akibat terbendungnya aliran sungai oleh longsoran, lava, atau material lainnya. Contoh: Danau Situ Patenggang (Jawa Barat).
Danau Buatan
Dibuat oleh manusia untuk tujuan tertentu seperti irigasi, pembangkit listrik, atau rekreasi. Contoh: Waduk Jatiluhur (Jawa Barat), Waduk Gajah Mungkur (Jawa Tengah).
10 Danau Terbesar Di Indonesia
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia memiliki keindahan alam yang menakjubkan, salah satunya adalah danau. Indonesia memiliki banyak sekali danau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Kamu bisa menjelajahi 10 danau terbesar di Indonesia tersebut melalui tombol di bawah ini!
Manfaat Danau
- Sumber Air – Untuk kebutuhan domestik, pertanian, dan industri
- Pembangkit Listrik – Sumber energi untuk PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
- Irigasi – Pengairan lahan pertanian
- Perikanan – Habitat ikan dan sumber mata pencaharian warga sekitar
- Pariwisata – Dapat dijadikan sebagai tempat wisata dan olahraga air
- Ekologi – Habitat bagi berbagai flora dan fauna
- Pengendali Banjir – Dapat menampung kelebihan air saat musim hujan
Perhatian!
Keberadaan danau terancam oleh aktivitas manusia seperti reklamasi, konversi lahan, dan pembuangan limbah. Jika tidak diatasi, danau dapat mengalami pendangkalan, kehilangan fungsi penyimpanan air, dan punahnya spesies endemik. Mari jaga ekosistem danau dengan mengurangi limbah, menanam vegetasi di sekitarnya, dan mengikuti aturan konservasi untuk memastikan danau tetap menjadi sumber kehidupan bagi generasi mendatang.
Rawa
Rawa adalah daerah di sekitar muara sungai yang cukup luas. Rawa terdiri atas wilayah lumpur dengan kadar air yang relatif tinggi. Berbeda dengan danau, rawa cenderung relatif dangkal dan air di rawa bersifat tergenang. Rawa tidak memiliki sistem drainase alami, sehingga sifat keasaman air cukup tinggi. Rawa biasanya ditumbuhi tumbuhan berbatang lunak atau rerumputan.
Jenis Rawa
Swamp
Rawa yang ditumbuhi oleh pohon, semak, lumut, dan rerumputan. Air di swamp biasanya berwarna gelap karena kandungan tanin dari daun-daun yang membusuk. Contoh: Rawa-rawa di Kalimantan dan Sumatera.
Marsh
Rawa yang ditumbuhi oleh tumbuhan non-kayu seperti rumput, gelagah, dan tumbuhan air lainnya. Marsh biasanya memiliki air yang lebih dangkal dibandingkan swamp. Contoh: Rawa-rawa di muara sungai.
Bog
Rawa yang ditumbuhi oleh lumut Sphagnum dan memiliki kandungan asam yang tinggi (pH rendah). Bog biasanya terbentuk di daerah beriklim dingin. Contoh: Rawa-rawa di Eropa Utara dan Kanada.
Sumber: ChatGPT.com
Manfaat Rawa
- Pengendali Banjir – Menyerap dan menyimpan kelebihan air saat musim hujan
- Habitat Biodiversitas – Tempat hidup berbagai flora dan fauna khas
- Penyaring Alami – Menyaring polutan dan memperbaiki kualitas air
- Sumber Daya Alam – Penghasil ikan, kayu, dan hasil hutan non-kayu lainnya
- Pertanian – Lahan pertanian pasang surut (dengan pengelolaan yang tepat)
- Penyimpan Karbon – Menyimpan karbon dalam jumlah besar, membantu mitigasi perubahan iklim